Associazione Calcio Milan Italia (dipanggil A.C. Milan atau Milan saja) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses ketiga dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 18 kali dan Piala Italia 5 kali.
Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris. Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.
Sejarah (1899 hingga kini)
Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuat inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale.
Dekade Pertama
Masa GreNoLi
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4–1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3–0, 1–2).
Scudetto kesepuluh dan Seri B
Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.
Dekade Kedua
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Era Sacchi
Sacchi memenangkan Serie A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuat kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek: Mauro Tassotti -- Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini
Gelandang : Angelo Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud Gullit -- Marco van Basten -- Lothar Kahn
Era Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).
Masa masa sulit
- 1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
- 1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
- 1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
- 1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
- 2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
- 2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.
Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pasang surut 2006-2008
| Milan saat menghadapi corner di suatu pertandingan musim 2005/2006 |
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
- Kaka, pindah ke Real Madrid. Nilai transfernya ± 67 juta Euro
- Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
- Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar bekas penyerang Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0 sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0.
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro, sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan. Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
Era Allegri, Scudetto ke-18
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern Munich, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus F.C.. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil menembus babak penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan U.S. Città di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera. Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah head-to-head, dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto yang ke-18. Pada 6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka pertandingan Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara Piala Italia. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh Wesley Sneijder, membuat Milan unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5).
Stadion San Siro
Sebuah hadiah dari Pirelli
Stadion berkapasitas 85.000, San Siro (dinamai berdasarkan seorang Santo yang mendapatkan sebuah kapel di pinggir kota ini) merupakan hadiah dari presiden Milan Piero Pirelli (menjabat dari 1909 selama 20 tahun) buat 'Milan-nya’. Stadion ini dibangun dalam waktu hanya 13 dan setengah bulan berkat kerja keras 120 pekerja bangunan. Total biaya pembangunannya mencapai 5 juta lira yang nilainya saat ini sama dengan 4,5 juta euro. Stadion ini didesain oleh Ulisse Stacchini, arsitek yang punya karya besar seperti Stasiun Pusat Milan, dan insinyur terkenal, Alberto Cugini.Prestasi
Bila dihitung berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.
Kejuaraan Nasional
- Juara (18): 1901; 1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79; 1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004; 2010-2011
- Runner-up (14): 1902; 1947-48; 1949-50; 1951-52, 1955-56, 1960-61; 1964-65; 1968-69; 1970-71; 1971-72; 1972-1973; 1989-90; 1990-91; 2004-05
- Seri B:
- Juara (2): 1980–81; 1982–83
- Juara (5): 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1976–77; 2002-03
- Runner-up (7): 1941–42; 1967–68; 1970–71; 1974–75; 1984–85; 1989-90; 1997-98
- Juara (6): 1988; 1992; 1993; 1994; 2004; 2011
- Runner-up (3): 1996; 1999; 2003
Kejuaraan Eropa
- Piala/Liga Champions:
- Juara (7): 1962-63; 1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07
- Runner-up (4): 1957-58; 1992-93; 1994-95; 2004-05
- Piala Super Eropa:
- Juara (5): 1989; 1990; 1994; 2003; 2007
- Runner-up (2): 1973; 1993
- Juara (2): 1967–68; 1972–73
- Runner-up (1): 1973–74
Kejuaraan Dunia
- Juara (4):1969; 1989; 1990; 2007
- Runner-up (4): 1963; 1993; 1994; 2003
Kejuaraan lainnya
- Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.):
- Juara (3): 1951; 1956
- Runner-up (1): 1953
- Piala Mitropa:
- Juara (1): 1981-82
- Piala Kejuaraan Dubai
- Juara (1): 2009
- Trofi Santiago Bernabéu
- Juara (2): 1988, 1990
- Runner-up (1): 1999
- Trofeo Luigi Berlusconi
- Juara (12): 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 2002, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2011
- Runner-up (9): 1991, 1995, 1998, 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2010
Squad Musim 2011 / 2012
GOALKEEPERS
-
ABBIATI
Christian -
AMELIA
Marco -
ROMA
Flavio
DEFENDERS
-
DE SCIGLIO
Mattia -
NESTA
Alessandro -
THIAGO SILVA
-
ABATE
Ignazio -
BONERA
Daniele -
ZAMBROTTA
Gianluca -
YEPES
Mario -
ANTONINI
Luca -
MEXES
Philippe -
TAIWO
Taye
MIDFIELDERS
-
VALOTI
Mattia -
NOCERINO
Antonio -
AQUILANI
Alberto -
AMBROSINI
Massimo -
GATTUSO
Gennaro Ivan -
VAN BOMMEL
Mark -
FLAMINI
Mathieu -
EMANUELSON
Urby -
SEEDORF
Clarence -
BOATENG
Kevin-Prince
FORWARDS
-
PATO
-
IBRAHIMOVIC
Zlatan -
INZAGHI
Filippo -
ROBINHO
-
CASSANO
Antonio -
EL SHAARAWY
StephanLaboratorium Milan
Sains dan teknologi
MilanLab adalah Pusat Penelitian Ilmiah Teknik Tinggi yang dibangun oleh A.C. Milan dengan motivasi kuat, beroperasi sejak Juli 2002, dan terletak di Pusat Olahraga Milanello. Tujuannya adalah untuk mengoptimalisasi penanganan mental dan fisik para atlet dengan menyerahkan tugas ini kepada MilanLab yang mempresentasikan kombinasi ideal antara sains, teknologi, TI (teknologi informasi), cybernetics dan psikologi.
Tujuan
MilanLab menyumbang banyak pada optimalisasi hasil-hasil yang diraih tim. Tujuan dari studi dan penelitian ini adalah untuk memungkinkan para atlet mencapai penampilan seoptimal mungkin, untuk mengurangi risiko cedera dan untuk bertindak dalam pengambilan keputusan untuk mendukung para staf teknis dan pengurus klub dalam menangani sumber daya manusia.
Kesehatan para pemain: lebih baik lebih berharga
Obyek utama dari MilanLab adalah perlindungan setiap pemain. Kebaikan mental dan fisik para pemain adalah aset yang lebih berharga daripada sebuah tim sepakbola secara keseluruhan, yang berarti mereka yang turun ke lapangan lebih penting dari sudut pandang olahraga dibanding dari sudut pandang ekonomis.
Pendekatan sistematis: organisasi sebagai gabungan dari setiap komponennya
MilanLab membawa pekerjaan mereka maju ke depan melalui pengembangan konsep ‘visi sistematis’ dari sebuah tim sepakbola. Apa pun organisasinya, apakah itu sebuah perusahaan atau sebuah tim sepakbola, semua itu bisa dianggap sebagai sebuah ‘entitas’ yang terdiri dari berbagai sub-sistem yang bekerja bersama untuk menentukan hasil keseluruhan dari system utama. Produktivitas keseluruhan dari sistem ini berasal dari input dari setiap sub-sistem yang menjadi bagiannya: untuk memaksimalkan hasil-hasil ini secara keseluruhan penting untuk mengoptimalisasikan produktivitas dari setiap sub-sistem yang berhubungan, mengumpulkan sejumlah besar informasi dari semua bidang yang terlibat dalam prosesnya.
Level-level fungsional
Pada bagian dasar Milanlab ada visi dominan dalam memahami kesehatan sebagai kondisi total dari kebaikan fisik, mental dan sosial yang bergantung pada keseimbangan tiga level fungsional prinsipal: (neuro)struktural, biokimia dan mental yang semuanya mewakili area partisipasi.
Area (Neuro)struktural: berdasar pada pendekatan chiropractor yang mengutamakan kemampuan alami tubuh untuk pulih tanpa intervensi obat-obatan atau operasi.
Area Biokimia: Tubuh dianggap sebagai satu kesatuan fisio-kimia-biologi dengan fokus pada perubahan bio-kimia yang terjadi saat latihan.
Area Mental: Penelitian dan pementauan kondisi psikologi seorang atlet dilakukan di Mind Room, sebuah fasilitas ruang kaca yang membantu para pemain bersantai dan melepas ketegangan. Pelatihan mental itu berlangsung selama 20 menit dan dilakukan setiap seusai sesi latihan. Program itu bisa memungkinkan delapan pemain sekaligus menggunakan tempat duduk yang nyaman dan ergonomis sambil memandang gambar-gambar yang menenangkan sementara para psikolog memonitor kondisi mental mereka lewat elektroda mini yang pas di kepala para pemain yang mengirim sinyal dari kulit kepala ke sebuah komputer. Kepala Psikolog Mind Room adalah Doktor Bruno Demichelis, psikolog asal Milan yang menggunakan fasilitas ini untuk memperbaiki tingkat pemulihan para pemain dari pertandingan ke pertandingan dan menyediakan ruang buat mereka untuk mengatasi stres negatif.
Kecerdasan Artifisial dalam pelayanan olahraga
MilanLab memanfaatkan teknologi perangkat lunak yang mutakhir dan canggih untuk mengumpulkan dan memproses informasi. Sistem kecerdasan artifisial mengumpulkan dan memproses informasi, sebuah mekanisme yang bisa mempelajari secara otomatis melalui pemrosesan data-data yang tersimpan yang bisa menentukan factor apa saja yang akan menyebabkan seorang pemain mengalami cedera. Informasi mental dan fisik mengenai setiap pemain dikumpulkan melalui sebuah sistem canggih dengan kabel yang terhubung ke poin output Unysis dan didukung oleh instalasi perangkat keras yang disuplai oleh AMD. Pada titik ini sebuah program perangkat lunak canggih yang dibangun oleh Computer Associates menjalankan analisis saraf dan menggunakan kecerdasan artifisial untuk mentransformasi sejumlah besar statistik medis numerik menjadi prediksi yang memiliki arti lewat teknologi PAS (Predictive Analysis Server), sebuah sistem yang bekerja untuk memprediksi kemungkinan risiko terhadap para pemain.
Kemitraan Penelitian
MilanLab sebuah proyek penelitian dan pengembangan multi disiplin yang memandang ke masa depan dengan memanfaatkan data yang diperoleh dari pengalaman di masa lalu. Dalam lingkup ini, Milanlab telah mengembangkan kemitraan penelitian dengan sebagian besar pusat penelitian internasional bergengsi: Laboratorium Kota SENSEable dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) di Boston (AS); Departemen Bioengineering dari Universitas Louvain-la-Neuve (Belgia) dan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Aplikasi Epistemologi (CRESA) dari Universitas Vita-Salute San Raffaele.
Milanello Sport Centre
Diresktrukturusasi dan renovasi ulang secara sempurna pada masa kepemimpinan Silvio Berlusconi. Milanello kini adalah pusat olahraga paling prestisius dan inovatif di Eropa.
Berlokasi di sebuah bukit pada 300m di atas permukaan laut, dengan jarak hanya 50km dari kota Milan, dan dekat kota Varese, Milanello dapat dicapai dengan mudah melalui jalan raya.
Pusat olahraga ini, dibangun pada tahun 1963, yang bertempat diatas padang rumput seluas 160.000 meter persegi, yang juga terdiri dari hutan cemara dan danau kecil yang berlokasi antara kota Carnago, Cassano Magnago dan Cairate.
Milanello saat ini merepresentasikan sebuah aset penting tidak hanya untuk klub AC Milan, namun juga untuk sistem sepakbola Italia secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari kesungguhan Andrea Rizzoli dalam membangunnya.
Kelanjutannya ditegaskan oleh Silvio Berlusconi, yang bersamanya berharap agar dapat menyediakan pelatih, trainer, dan pemain sebuah pusat olahraga komprehensif yang didesain untuk segala kebutuhannya.
Fasilitas tingkat lanjut di Milanello pernah digunakan juga oleh Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC-PSSI nya Italia) untuk persiapan tim nasional untuk turnamen-turnamen penting seperti Piala Eropa tahun 1988, 1996, dan 2000.
Dengan kelengkapannya, Milanello terdiri dari enam lapangan reguler, 1 rumput sintesis (seluas 35×30m), 1 lapangan indoor dengan tanah sintesis (42×24m), dan sebuah lapangan rumput kecil outdoor yang disebut “CAGE”, karena lapangan tersebut dikelilingi tembok setinggi 2,3m dan ditutup pagar setinggi 2,5m.
Di dalam cage, permainan tidak akan pernah berhenti, dengan bola selalu bergerak agar dapat menambah kecepatan. Lintasan lari terbuat dari papan kayu dengan panjang sekitar 1.200m dalam berbagai variasi ketinggian yang sering digunakan selama musim pertandingan untuk pelatihan fisik (berlari dan bersepeda) dan pemulihan cedera pemain.
Gedung utama adalah pusat gedung dengan dua lantai (plus basement) kantor, ruang pemain, penghangat ruangan, ruang TV, kolam renang, bar, dapur, 2 ruang makan, ruang press, ruang meeting, laundry, dan Medical Centre.
Gedung utama berikut adalah gedung untuk tamu ditempatkan, yang juga beberapa pemain dari Departemen Pemain Muda tinggal. Para pemain muda ini datang dari berbagai tempat di Italia dan dari luar negeri juga. Pergi ke sekolah seperti anak remaja pada umumnya, dan pada siang hari mereka menghadiri sesi latihan di lapangan untuk mengasah kemampuan mereka.
Ruang Ganti
Gedung terpisah masing-masing dari ruangan utama yang terdiri dari dua ruang ganti (satu untuk tim utama, dan yang lain untuk tim yunior) dan sebuah gym yang sangat modern dengan peralatan Technogym tingkat lanjut, adalah kebanggaan Milan.
Gym
Gym yang ada benar-benar direnovasi pada musim 2000-2001. Ruang latihan indoor diperluas dua kalinya. Sebuah Gym yang berteknologi tinggi dapat memberikan perkiraan latihan dan evaluasi jadwal latihan untuk masing-masing pemain.
Hal tersebut adalah salah satu yang paling inovatif dimana pemain dan staff dapat menggunakan peralatan konvensional dan tercanggih di dunia.
Renovasi peralatan Gym di Milanello menyediakan mesin untuk melatih kekuatan otot dan jantung, mesin untuk pemulihan sendi dan evaluasinya (REV 9000), Technogym System, kunci untuk mengatur protokol program pelatihan dan rehabilitasi individu.
Milanello saat ini telah diakui oleh semua operator internasional sebagai pusat olahraga nomor satu di dunia. Tim nasional Italia sering menunjuknya sebagai lokasi untuk melatih para pemain dalam menghadapi turnamen, seperti Piala Dunia atau Piala Eropa.
Fasilitas Akomodasi dan pelayanan terbaik yang ditawarkan di Milanello dalam kondisi ideal oleh manajemen terbaik bagi aktifitas olahraga pada tingkat kualitas yang tinggi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar